“Easy Screenshot” is a ready-to-use application which allows everyone to take screenshot (screen capture, screen memo) easily. After taking screenshot, this app comes back automatically and allows users to share or edit directly.As the status bar will be replaced automatically, the private information doesn't show off.Following functions are available in the premium version(ad or charge).1)Customize status barCan also delete the upper status bar and lower navigation bar2)Change image size and formatCan shrink the image to the defined size and store by PNG or JPEG.Can also change the compression ratio of JPEG and reduce file size.3)Special gallery which makes it easier to select or store screenshot is available.
"Easy Screenshot" adalah aplikasi siap-pakai yang memungkinkan pengguna untuk mengambil screenshot (tangkapan layar, memo layar) dengan mudah.Setelah mengambil tangkapan layar, aplikasi akan kembali secara otomatis dan mengizinkan pengguna untuk membagikan atau menyunting secara langsung.Bar status akan diganti secara otomatis, sehingga informasi pribadi tidak akan ikut ditampilkan.Fungsi-fungsi berikut ini tersedia untuk versi premium (iklan atau berbayar).1) Sesuaikan bar statusAnda juga dapat menghapus bar status di atas dan bar navigasi di bawah2) Ubah ukuran dan format gambarDapat mengecilkan gambar ke ukuran yang ditentukan dan menyimpannya sebagai PNG atau JPEG.Juga dapat mengubah rasio kompresi dari gambar JPEG dan mengurangi ukuran berkas.3) Galeri spesial yang memudahkan untuk memilih atau menyimpan tangkapan layar yang tersedia.
Peter becomes convinced that he can find a way to save Beverly, and he thinks that maybe the magical white horse (now his partner-in-crime) might be able to help. He joins the Penn family in their winter retreat up the Hudson River, and passes muster with Beverly's stern father (William Hurt). Meanwhile, Pearly Soames is on his trail, but through some dark magic is not allowed to leave the boroughs of New York. He goes to request a weekend pass, basically, from the "Judge" (Will Smith), a guy with earrings lounging in a bed in a subterranean dungeon. The scene that follows between the two of them, in which they suddenly turn into snarling, snapping demons, is incomprehensible.
Peter yakin ia dapat menemukan cara untuk menyelamatkan Beverly, dan ia pikir mungkin kuda putih ajaib itu (yang sekarang adalah kawannya) dapat menolong. Ia bergabung dengan keluarga Penn dalam liburan musim dingin mereka ke Sungai Hudson, dan mendapatkan restu dari ayah Beverly yang tegas(William Hurt). Sementara itu, Pearly Soames mengejarnya tepat di belakang, namun sihir kegelapan mencegahnya untuk meninggalkan wilayah New York. Ia kemudian pergi untuk memohon izin akhir pekan, sederhananya, dari "Sang Hakim" (Will Smith), seorang pria beranting yang bermalas-malasan di sebuah tempat tidur di dalam ruang bawah tanah. Babak yang berlanjut di antara keduanya, di mana mereka tiba-tiba berubah wujud menjadi iblis yang saling menggeram, tidak dapat dipahami.
The movie continues, showing pamphleteers outside polling places handing out what they call "information on traditional marriage." Directed by Yoruba Richen (who also made "Promised Land," a film about property issues in post-apartheid South Africa, in 2010), "The New Black" is an informative, measured, and never-not-engaging documentary about the emergence of LGBT consciousness in African-American communities across the U.S., and particularly communities with a strong church presence. Noting that African-American religious leaders had a prominent part in the passage of the notorious gay-marriage-banning Proposition 8 in 2008, it chronicles activism while examining age-old attitudes.
Film kemudian berlanjut, menampilkan orang-orang yang membagi-bagikan selebaran yang mereka sebut sebagai "informasi mengenai pernikahan tradisional." Disutradarai oleh Yoruba Richen (beliau juga menyutradarai "Promised Land", sebuah film tentang perebutan tanah setelah Apartheid di Afrika Selatan, tahun 2010), "The New Black" adalah film dokumenter yang informatif, tersusun, dan tidak pernah membosankan, mengenai kebangkitan kesadaran LGBT dalam komunitas Afrika-Amerika di seluruh Amerika Serikat, khususnya komunitas-komunitas dengan pengaruh gereja yang kuat. Dengan berpedoman bahwa para pemimpin agama Afrika-Amerika memiliki peran yang besar dalam Pengajuan penolakan-pernikahan-sesama-jenis yang tersohor di tahun 2008, film ini mengisahkan sejarah gerakan para aktivis sekaligus menganalisa perilaku yang sudah berabad-abad ini.
It's the twins' birthday at the film's start. Laurel has just lost her virginity, finally, and is enjoying a newfound rush of womanhood—that is, until Audrey swoops in and steals the spotlight, as usual, at their shared celebration. (The visual effects when Kazan is playing opposite herself are pretty seamless. They're also a great reminder of what a big difference a little eyeliner can make.)Later, when the sisters are on their way back home from a trip into town, they get into a major accident in the family pickup truck that leaves Audrey dead and Laurel in the hospital with temporary amnesia. (Not a spoiler, folks—this happens pretty early.)
Film dimulai dengan perayaan ulang tahun si kembar. Laurel baru saja kehilangan keperawanannya, akhirnya, dan sedang menikmati kebahagiaan seorang wanita yang baru saja didapatkannya - sampai Audrey datang dan mencuri perhatian, seperti biasanya, di perayaan mereka. (Efek visual saat Kazan memainkan lawan dari dirinya cukup mengagumkan. Ini juga menunjukkan betapa besarnya perbedaan yang dapat ditimbulkan oleh sedikit eyeliner.)Kemudian, saat kedua bersaudari tersebut sedang dalam perjalanan pulang dari kota, mereka terlibat dalam sebuah kecelakaan besar dalam truk pickup milik keluarga yang menyebabkan kematian Audrey. Laurel dilarikan ke rumah sakit dan menderita amnesia sementara. (Bukan beberan cerita, kawan-kawan, ini terjadi di babak awal film.)
Yes, this is a plot device, as is the fact that Laurel just got a sleek haircut which happens to make her look exactly like Audrey. (As is the fact that they were such strikingly polar opposites to begin with, come to think of it.)Their resemblance is so great that the doctors and nurses believe Laurel's the one who died and Audrey's the one who lived. Even their own grieving father is fooled, and Laurel is just mixed up enough that at first even she's not sure who she is.
Ya, ini adalah bagian dari plot, demikian juga dengan kenyataan bahwa Laurel baru saja mendapatkan potongan rambut yang keren yang kebetulan membuatnya tampak serupa dengan Audrey. (Juga fakta bahwa keduanya sangat bertolak belakang.)Kemiripan mereka begitu luar biasa sehingga para dokter dan perawat yakin Laurel adalah saudari yang meninggal dan Audrey adalah yang selamat. Bahkan ayah mereka yang berduka sendiri pun tertipu, dan Laurel sangat kebingungan sampai-sampai pada mulanya dia bahkan tidak yakin siapa dirinya sebenarnya.
As the title of the movie suggests, a lot of the thinking here hinges on the dovetail of gay rights being a continuation of the African-American civil rights struggles of the 20th century. One activist notes "this struggle is in its revolutionary phase, frightening for some," and insists that it's part of "the unfinished business of black people being free."A little later on, a former fundamentalist minister talks about the social-issue (if you will) component of Black churches: "We preach against smoking, drinking, drugging, even movies."
Seperti yang diungkapkan dalam judulnya, film ini menitikberatkan pada pemikiran hak kaum homoseksual sebagai kelanjutan dari perjuangan hak sipil Afrika-Amerika di abad ke-20. Seorang aktivis mencatat "perjuangan ini sedang dalam tahap revolusioner, menakutkan bagi beberapa golongan," dan menegaskan bahwa ini merupakan bagian dari "perjuangan kebebasan kaum kulit hitam yang belum tuntas."Lebih lagi, seorang bekas menteri fundamentalis membahas tentang isu sosial dari gereja Afrika-Amerika: "Kami berkhotbah menentang rokok, minuman keras, obat-obatan, bahkan film."
This by was of a preface to how it looks at homosexuality: "We think it's is a white man's disease, that got on us." It's possibly instructive that this movie is seeing its first theatrical run on the week that an openly gay African-American college football player is testing NFL waters: it's demonstrative of the attitudes of some of the other institutions this movement is trying to shake up.
Ini merupakan pendahuluan dari bagaimana pandangan film ini terhadap homoseksualitas: "Menurut kami, ini adalah penyakit bangsa kulit putih yang menghinggapi kami." Film ini dirilis di layar lebar bertepatan dengan minggu di mana para pemain sepak bola dari sebuah kampus Afrika-Amerika yang secara terbuka mendukung homoseksualitas akan menguji permainan mereka di kancah NFL: ini merupakan gerakan yang bertujuan untuk mengguncang institusi-institusi lainnya.
Conyac is the simplest & the fastest human powered translation service. Make sure to visit our Blog often to keep up with our progress and read other industry related information. Want to learn more?
Conyac adalah layanan penerjemah tenaga manusia yang tercepat dan termudah. Pastikan Anda sering mengunjungi Blog kami untuk mengikuti perkembangan kami dan mendapatkan informasi dalam industri lainnya. Ingin mengetahui lebih banyak?
This is a test text.
Ini adalah teks percobaan.
"Love Academy"New Otome Game "Love Academy"! Hi there, beautiful princess. Are you ready yet? Outstanding and talented students from around the world have gathered together at Moulin Academy High School, a private institution. Why was this ordinary girl attending the academy? Beneath the fireworks at a masquerade party, an unexpected romantic encounter takes place. All of this is followed by a sudden and sweet proposal under blossoming cherry trees! She had lunch on the rooftop together with the charming boy. Well, princess, enjoy your sweet and "dangerous" high school life, and the everlasting memories that follow. By the way, I am . . . umm, sorry, I can't tell you my name yet. See you at Moulin Academy!!
"Love Academy"Game otome baru "Love Academy"Hei, Tuan Puteri yang cantik, apakah Anda sudah siap?Para siswa hebat dan berbakat dari berbagai penjuru dunia telah berkumpul bersama di SMU Akademi Moulin, sebuah institusi pribadi. Apa yang dilakukan seorang gadis biasa di akademi ini?Di bawah kembang api pada pesta topeng, terjadilah sebuah pertemuan romantis yang tak terduga.Semuanya ini diikuti oleh pernyataan cinta yang tiba-tiba dan manis di bawah pohon cherry yang sedang berbunga.ia menikmati makan siang bersama pria yang mempesona itu di atap sekolah.Ya, Tuan Puteri, nikmatilah kehidupan SMU yang manis dan "berbahaya", dan kenangan-kenangan tak terlupakan yang mengikutinya.Ngomong-ngomong aku adalah... mmm, maafkan. Aku tidak dapat memberitahukan namaku sekarang. Sampai jumpa di Akademi Moulin!
ignor reviews older than 6 months- there was a different owner!!
Abaikan ulasan yang berusia lebih dari 6 bulan - ada pemilik yang baru!!
"when we arrived at Raffles in the taxi- the driver laughed and asked if we were sure we wanted to stay- we should have listened!!! we were supposed to be there for 6 nights- staid for one (begrudgingly!) and that involved being fully clothed sitting on top of th filthy bed covers watching giant cockroaches crawl across the floor!!this place was absolutly filthy. such a shame as the location could have been wonderful, a lot of potential, but the staff (who had only recently taken over) clearly have no idea about running a business and cleaning! the fridge in the room absolutely stunk, even with the door shut and when we dared to open it, itwas FULL of dead insects! and mould.
Saat kami tiba di Raffles dengan taxi, supir taxinya tertawa dan bertanya apakah kami yakin ingin tinggal di sana, kami seharusnya mendengarkan perkataannya! kami seharusnya tinggal di sana selama 6 malam -tapi akhirnya hanya satu malam saja (dengan penug kekesalan)! Dan ini termasuk duduk di atas tempat tidur berseprai kotor dengan berpakaian lengkap sambil menyaksikan kecoak raksasa berkeliaran di lantai. Tempat ini luar biasa kotor. Sungguh disayangkan karena lokasinya sangat bagus, punya banyak potensi, tapi para staffnya (yang baru-baru saja direkrut) jelas tampak tidak mengerti bagaimana caranya mengelola bisnis dan kebersihan! lemari pendingin di kamar benar-benar bau dan ketika kami memberanikan diri membukanya, di dalamnya penuh serangga mati dan lumut.
breakfast was ok, far too much foos, but the plates and cutlery were FILTHY, made me wonder what the kitchen would be like!i have nothing against outdoor bathrooms and fully understand that in this sort of location there will be insects, but to find dead partially rotten cockraoches, a dirty unflushed toilet and another guest's disused shampoo sachets on the floor is just not acceptable
Sarapan paginya oke, porsinya agak terlalu banyak, tapi peralatan makannya semuanya kotor, membuat saya bertanya-tanya seperti apa penampakan di dapurnya. Saya tidak punya keberatan apapun dengan kamar mandi di luar dan mengerti bahwa di lokasi seperti ini memungkinkan adanya serangga, tapi untuk menemukan sebagian tubuh kecoak mati yang membusuk, toilet yang kotor dan tidak dibilas, dan sachet shampoo bekas milik tamu lain di lantai benar-benar tidak dapat diterima.
when we asked what was going on- we were advised that they had taken over 6 months ago and had not got round to doing anything to place yet!! the photos etc, were from when the last owners had it so they are in no way reflcetive of what is there now- a stagnant pool, filthy restaurant, no access to bottled water and FILTHY rooms.i feel bad for leaving this review as the staff were really nice- bus this is the worst place i have ever had to stay!dont do it!!!"
Saat kami menanyakan semua hal ini, kami diberi tahu bahwa tempat ini baru saja diambil alih kira-kira 6 bulan yang lalu dan pihak hotel belum sempat membenahi semuanya. Foto-foto yang ada semuanya ketika hotel ini masih dikelola pemilik yang lama, jadi sama sekali tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya sekarang - kolam yang keruh, restoran yang kotor, tidak ada air minum botolan, dan kamar yang sangat kotor. Saya merasa tidak enak harus menuliskan ulasan ini karena para staffnya sangat ramah, tapi ini tempat terburuk yang pernah saya datangi! Jangan datang ke sini!