Roger, learning there is a new man in her life, asks Nikki: "Is he younger, a boy toy?" She responds, with a knowing smile: "He's just my type."
It's difficult to suppress the urge to scream "Run, Tom, run!" whenever a moony Nikki flutters her eyes while continually referring to him as Garrett—that's on top of lying that she is alone because her husband dumped her. You would think he would get a clue that all is not right when they visit one of Garrett and Nikki's favorite restaurants together and the chef acts as if he already knows Tom. But, then, that would make sense.
Roger, mempelajari bahwa ada seorang pria baru dalam hidurpnya, tanya Nikki padanya: "Apakah ia lebih muda, pria mainan?" Ia menjawab, sambil tersenyum mengiyakan: "Ia memang tipeku".
Sulit untuk menekan desakan keinginan untuk berteriak "Lari, Tom lari!" setiap saat Nikki yang murung membelalakan matanya sambil terus mengira pria itu adalah Garrett- itu tidak lain hanya karena dirinya sendiri telah ditinggalkan oleh suaminya. Anda akan berpikir bahwa Tom akan memperoleh petunjuk bahwa semuaitu tidak benar saat mereka mengunjungi salah satu dari restoran favorit Garrett dan Nikki bersama-sama dan koki yang berlagak seperti telah mengenal Tom. Tetapi, kemudian itu semua menjadi masuk akal.
If done right, "The Face of Love" could have been an interesting update of the sorts of "women's films" that Joan Crawford made in her later career. But Posin is more interested in summoning blatantly earnest emotions that are clearly beyond the reach of such pedestrian material. It all too easy to view Bening's character as a manipulative monster bent on destroying this innocent man for her own selfish purposes instead of someone who should be seeking psychiatric help.
Jika dilakukan dengan benar, "The Face of Love" dapat menjadi sebuah pembaruan yang menarik dalam "film perempuan" yang dibuat oleh Joan Crawford di masa akhir karirnya. Tapi Posin lebih menarik dalam menghasilkan emosi yang timbul secara mendalam yang jelas sekali ada jauh di luar jangkauan materi biasa. Semua karakter Bening dengan amat mudah dapat dilihat sebagai karakter monster yang manipulatif yang berusaha menghancurkan pria tak bersalah untuk kesenangannya sendiri daripada menjadi seseorang yang harus mencari bantuan dari dokter jiwa.