"The Grand Budapest Hotel" uses a not dissimilar narrative stratagem, a nesting-doll contrivance conveyed in a blink-and-you'll-miss-a-crucial-part-of-it opening. A young lady visits a park and gazes at a bust of a beloved "Author," who is then made flesh in the person of Tom Wilkinson, who then recalls his younger self in the person of Jude Law, who then recounts his meeting with Mr. Moustafa (F. Murray Abraham), the owner of the title hotel. Said hotel is a legendary edifice falling into obsolescence, and Law's "Author" is curious as to why the immensely wealthy Moustafa chooses to bunk in a practically closet-size room on his yearly visits to the place.
[Translation from English to Malay ] "The Grand Budapest Hotel" uses a not dissimilar narrative stratagem, a nesti...
Translation / Malay
- Posted at 12 Mar 2014 at 16:56
"The Grand Budapest Hotel" menggunakan skema cerita yang tidak berbeda, menggunakan boneka kayu yang berurut dari besar ke kecil yang diciptakan dengan penuh keahlian dan disampaikan dalam sekejap-dan-kau akan-melewatkan-bagian-penting-dari-pembukaannya. Seorang wanita muda mengunjungi sebuah taman dan kagum pada sebuah patung "Author" tercinta, yang kemudian menjadi bentuk manusia dalam diri Tom Wilkinson, yang kemudian mengingatkan masa muda dirinya akan sosok Jude Law, yang kemudian menceritakan pertemuannya dengan Mr.Moustafa (F. Murray Abraham), sang pemilik hotel. Ia mengatakan hotel adalah bangunan legendaris yang mulai usang, dan Tom Wilkinson penasaran mengapa Moustafa yang sangat kaya ini memilih untuk tidur di ruang kecil seukuran lemari pada setiap kunjungan tahunannya ke tempat ini.
★★☆☆☆ 2.0/1
Translation / Malay
- Posted at 25 Jan 2016 at 20:18
"The Grand Hotel Budapest" menggunakan naratif muslihat tidak berbeza, penemuan terkuak secara berlapis dalam sekejap sehingga anda mungkin saja melewatkan bahagian yang penting Seorang wanita muda melawat sebuah taman dan memandang pada sebuah patung "Pengarang" tercinta, yang kemudiannya dibuat menjadi manusia dalam diri Tom Wilkinson, yang kemudian mengimbas kembali dirinya yang lebih muda dalam sosok Jude Law, dia kemudian menceritakan pertemuannya dengan Tuan Moustafa (F. Murray Abraham), pemilik hotel dalam tajuk film. Hotel tersebut adalah sebuah bangunan legenda jatuh usang, dan "Pengarang" Law ingin tahu mengapa Moustafa yang amat kaya memilih tinggal dalam bilik bersaiz almari untuk lawatan tahunan ke tempat itu.