The drawing and animation style is a big part of what makes the movie so special. The characters look hand-drawn and aren't overly elaborate; the settings are meticulously designed but sometimes minimally rendered. The colors are gentle but rich, like really well-coordinated watercolors. The less-is-more sensibility is a little bit deceptive, because the action sequences—and there are quite a few of them, as society's disapprobation of our title characters leads to a chase or three—are beautifully animated. Not as elaborate as what you get in early Miyazaki, but they convince.
Gaya menggambar dan gaya animasi adalah sebuah bagian besar yang membuat sebuah film menjadi istimewa. Karakter terlihat digambar menggunakan tangan dan tidak terlalu rumit; pengaturan dirancang dengan cermat tapi kadang-kadang disajikan secara minimal. Warna-warnanya lembut tetapi kaya akan warna, seperti cat air yang benar-benar teratur. Sebagian kecil adalah semakin banyak sensibilitas sedikit menipu, karena adegan action-dan ada beberapa adegan di dalamnya, sebagaimana ketidaksetujuan masyarakat terhadap karakter utama kita mengarah kepada beberapa adegan kejar-kejaran--dibuat dengan animasi yang indah. Tidak serumit dengan apa yang anda dapatkan di awal Miyazaki, tetapi mereka cukup meyakinkan.
The heroine cautions herself not to get sucked into the rush of private detective work again, and even compares her nostalgic impulses to an addiction she can't seem to recover from. "It's a Springsteen song," she warns us in the opening narration. "Get out while you're young." Thomas packs the script with talk of old habits dying hard and getting stuck in the past vs. moving on, and builds out the TV show's web of friendships and blood relations to the point where non-fans may find the film impossible to follow (if you're among that group of viewers, be warned that neither the movie nor the star rating at the top of this page are aimed at you).
Pahlawan wanita ini mengingatkan dirinya agar tidak terjebak dalam kesibukan kerja detektif swasta lagi, dan bahkan membandingkan keinginan nostalgianya kepada suatu kecanduan yang dia tidak bisa sembuh. " ini lagu Springsteen" dia memberitahukan kepada kita pada saat narasi pembuka. "Keluarlah selagi kau masih muda." Thomas mengemas naskahnya dengan pembicaraan tentang kebiasaan lama yang tidak pernah berubah dan terjebak antara masa lalu atau melanjutkan kehidupan, dan membangun keluar jaringan acara TV ini dengan persahabatan dan kekerabatan sampai kepada titik dimana yang bukan penggemar mungkin akan merasa bahwa film ini sulit untuk diikuti ( jika kau salah satu di antara para penonton itu, ingatlah bahwa rating bintang film atau film pada bagian atas halaman ini ditujukan kepada anda.
"The Grand Budapest Hotel" uses a not dissimilar narrative stratagem, a nesting-doll contrivance conveyed in a blink-and-you'll-miss-a-crucial-part-of-it opening. A young lady visits a park and gazes at a bust of a beloved "Author," who is then made flesh in the person of Tom Wilkinson, who then recalls his younger self in the person of Jude Law, who then recounts his meeting with Mr. Moustafa (F. Murray Abraham), the owner of the title hotel. Said hotel is a legendary edifice falling into obsolescence, and Law's "Author" is curious as to why the immensely wealthy Moustafa chooses to bunk in a practically closet-size room on his yearly visits to the place.
"The Grand Budapest Hotel" menggunakan skema cerita yang tidak berbeda, menggunakan boneka kayu yang berurut dari besar ke kecil yang diciptakan dengan penuh keahlian dan disampaikan dalam sekejap-dan-kau akan-melewatkan-bagian-penting-dari-pembukaannya. Seorang wanita muda mengunjungi sebuah taman dan kagum pada sebuah patung "Author" tercinta, yang kemudian menjadi bentuk manusia dalam diri Tom Wilkinson, yang kemudian mengingatkan masa muda dirinya akan sosok Jude Law, yang kemudian menceritakan pertemuannya dengan Mr.Moustafa (F. Murray Abraham), sang pemilik hotel. Ia mengatakan hotel adalah bangunan legendaris yang mulai usang, dan Tom Wilkinson penasaran mengapa Moustafa yang sangat kaya ini memilih untuk tidur di ruang kecil seukuran lemari pada setiap kunjungan tahunannya ke tempat ini.
The humor seems off as well. The original show had a distinctively goofy and wry sensibility. It mixed historical factoids and Borscht Belt tomfoolery, with Mr. Peabody educating his boy Sherman on the culture and history of whatever society they happened to be disrupting, then getting them out of jams via Sherlock Holmes-style displays of icy super-competence. There's a fair bit of that in here, and it's marvelous. Peabody's math-driven approach to travel and escape is visualized with onscreen graphics,
Bagian humornya agak berbeda dibandingkan biasanya. Acara aslinya menampilkan hal lucu dan konyol. Acara ini menampilkan fakta sejarah dan tindakan konyol di Borsch Belt, dengan Mr Peabody mengajarkan kepada anaknya Sherman budaya dan sejarah dari masyarakat manapun yang mereka anggap bermasalah, lalu mengajak mereka keluar dari masalah itu dengan gaya dingin Sherlock Holmes yang hebat.Ada sesuatu disini, dan itu menakjubkan. Pendekatan matematika Peabody untuk melakukan perjalanan dan melarikan diri divisualisasikan dengan grafis pada layar.
arrows and equations, and the name of Mr. Peabody's fancy mixed drink "Einstein on the Beach" is funny on at least two levels. It's hard to imagine how Ty Burrell's vocal performance as Peabody could be improved. Everything about it is exquisitely judged, from the way he sprints through Peabody's scientific exposition, but never so quickly that he confuses the viewer, to the way he unveils the dog's wretched puns (in Peabody's mind, he's underplaying the jokes, but to anyone listening, he's hammering them).
panah dan persamaan, dan nama dari minuman unik Mr.Peabody "Einstein on the Beach" lucu dalam setidaknya dua level. Sulit untuk membayangkan bagaimana penampilan vokal Ty Burrel dapat meningkat.Segalanya benar-benar dinilai, dari cara dia berlari melalui percobaan ilmiah, tapi tidak pernah begitu cepat dia membingungkan para penonton, sampai kepada caranya mengungkap gaya bercanda sedih anjing itu (dalam pikiran Peabody, dia tidak menganggap penting lelucon itu, namun supaya semua orang mendengarkan, dia mengulangnya terus).