Normally, I oppose the trend of plaything-based moviemaking, especially when the results are as brain-numbingly awful as "Transformers", "G.I. Joe" and "Battleship". But if those uninspired efforts had featured not just Michelangelo the Teenage Mutant Ninja but also Michelangelo the ultimate Renaissance artist as they fight for the greater good of interlocking mankind, maybe they would have changed my mind, too.
Besides, with so many animation powerhouses settling for easy-money sequels lately (we mean you, Pixar, DreamWorks, Universal and 20th Century Fox),
Biasanya, saya selalu menentang pembuatan film yang berkonsep tren mainan, terutama ketika hasilnya sangat melumpuhkan otak seperti "Transformers", "G.I. Joe" dan "Battleship". Tetapi jika saja usaha yang tidak terinspirasi itu mengikutkan tidak hanya Michaelangleo dari Kura-kura Ninja tetapi juga Michaelangelo sang artis Renaisan tersohor sehubungan dengan perjuangan mereka untuk tujuan yang lebih baik dalam pautan kehidupan manusia, mungkin mereka akan dapat merubah pikiran saya pula
Selain itu, dengan banyaknya rumah produksi animasi yang rela untuk meraih keuntungan mudah dengan membuat sekuel (Ya, yang kami maksud adalah anda, Pixar, DreamWorks, Universal dan 20th Century Fox)
it is exceedingly cool that a major-studio family film refuses to simply capitalize on merchandising spinoffs by offering an oppressive 100-minute commercial.
Instead, "The Lego Movie" manages to be a smartly subversive satire about the drawbacks of conformity and following the rules while celebrating the power of imagination and individuality. It still might be a 100-minute commercial, but at least it's a highly entertaining and, most surprisingly, a thoughtful one with in-jokes that snap, crackle and zoom by at warp speed.
Sangatlah keren jika ada sebuah studio film besar yang menolak untuk meraup keuntungan dengan penjualan merchandise dengan menawarkan sebuah komersial berdurasi 100 menit yang sifatnya menekan. Tetapi, "The Lego Movie" berhasil membuat sebuah satire pintar yang tidak menekan sama sekali tentang kelemahan dari kesesuaian dan mengikuti aturan sembari merayakan ekuatan imaginasi dan individualitas. Mungkin film ini masih bisa dikategorikan sebagai komersial 100 menit, tetapi paling tidak film ini sangat menghibur dan, yang lebih mengejutkan, film yang penuh makna dengan humor-humor didalamnya yang sangat mengena dan mudah dicerna