Johnny Suparman (jsuparman)

ID Verified
Almost 12 years ago Male 60s
Indonesia
English Indonesian (Native)
Travel Comics Journalism Business Culture Website
Contact Freelancer

Example Translations

Comics [English ≫ Indonesian]

Original text

TIKI THE DONKEY.
Once there was a salt merchant who had a donkey called Tiki. Every morning the merchant put two sacks of salts on Tiki's back. Then together they went to the market.
On the way to the market, they had to cross a stream.
One morning Tiki tripped while they were crossing the stream. He fell into the water. At once the load of salt on his back melted. When Tiki got up, he was surprised to find his load so light. He was very happy.
But his master wasn't!
"You clumsy donkey!" he scolded. "Now we have no salt to sell."
Early the next day the merhant and Tiki set out for the market with two more sacks of salt. When they got to the stream, Tiki again fell into the water. Again the salt melted. So the lazy donkey had no load to carry.
The same thing happened the next morning.
.... bla bla bla ....
(source: LINGUISTIC READERS Book 3A/1975/J.B.Alter, M.A./Univ of Michigan)

Translated text

TIKI SI KELEDAI.
Adalah seorang pedagang garam yang mempunyai seekor keledai bernama Tiki. Setiap hari si pedagang meletakkan dua karung garam di punggung Tiki sebelum mereka pergi ke pasar.
Dalam perjalanan ke pasar, mereka harus melewati sebuah sungai kecil.
Suatu pagi Tiki terpeleset pada saat menyeberangi sungai kecil tersebut. Ia terjatuh dan masuk ke sungai. Garam dalam karungnya serta-merta larut di dalam air. Ketika ia berdiri kembali, terasa bebannya menjadi ringan. Yah, sebab garam melarut di dalam air. Betapa girangnya Tiki saat itu.
Tapi tidak demikian dengan si pedagang!
"Kau keledai bodoh!" maki si pedagang. "Sekarang kita tidak punya garam untuk dijual!" lanjutnya.
Keesokan harinya mereka pergi kembali ke pasar dengan dua karung garam di punggung Tiki. Seperti biasa mereka harus melewati sungai kecil itu lagi, dan .... oh! Tiki terjatuh lagi ke dalam sungai. Larutlah semua garam di dalam karung. Tiki si pemalas sangat gembira, karena ia tak mempunyai beban lagi di atas punggungnya.
Kejadian itu terjadi lagi pada hari berikutnya.
.... bla bla bla ....
(PERAHUKU nr.4 - Buletin Sekolah Minggu/ 25Feb1990/ GKI Kavling Polri-Jakarta)