I would not tell anyone ""don't go here"", but if you stay you maybe, like me and others be dissapointed. So like I was always told by a dear friend of mine "" Always keep something in you back pocket"" ie have a back up plan incase you want to move on. Don't do what I did pay in full inadvance, go to Bumbang ku have a look and decide if you want to stay, if you do book there and then, if they don't have a room when you arrive well such is life ( you may just be thankfull for that ). If you want a good place to stay see my review on Yuli's homestay in Kuta."
Saya tidak akan bilang "jangan mampir kesini", tapi jika Anda berada di tempat ini, maka Anda bakal sependapat dengan saya dan orang-orang lain yang kecewa berat. Jadi seperti saya selalu katakan kepada teman saya "Selalu siapkan sesuatu untuk berjaga-jaga" sehingga punya rencana cadangan jika sewaktu-waktu Anda ingin pindah dari sana. Jangan tiru saya yang bayar lunas di muka, lihat Bumbang dan putuskan jika Anda ingin menginap, jika Anda memesan kamar, dan jika mereka tidak memiliki kamar ketika Anda tiba, disitulah (Anda akan berterimakasih). Jika Anda ingin tempat yang baik untuk menginap, baca ulasan saya tentang penginapan Yuli di Kuta.
Security of the room door at night was very poor, its just a bamboo pole you put across the door stopping it from being opened, but theres a gap each side of the door so you can knock the pole out of the way. Luckily due to the wind noise you won't be sleeping so you can keep gaurd. PLEASE note there was never any hint of security problems, but maybe a single female traveller may feel a bit uncomfortable with this arrangement.They said in the room info pack the water is from a well and is cleaned but warned you not to drink it, there were bits of dirt in the water when I was showering so keep your mouth closed and don't brush your teeth with it.
Keamanan pintu kamar sungguh tidak bagus, hanya ada tiang bambu yang diletakkan pada badan pintu sehingga tidak bisa terbuka, tapi masih ada celah di setiap sisi kamar sehingga bambu itu bisa dilepaskan dari pintu. Untungnya karena ada suara berisik angin, Anda tidak bakal bisa tertidur dan tetap terjaga. SILAKAN catat tidak pernah ada petunjuk tentang masalah keamanan, namun perempuan pelancong bakal merasa tidak nyaman dengan aturan seperti itu. Bagian informasi memberitahukan bahwa air diambil dari sumur dan dibersihkan dahulu, tapi janganlah Anda meminumnya, ada semacam kotoran pada air waktu saya mandi, jadi tetap tutup mulut Anda, jangan pernah menyikat gigi dengan menggunakan air itu.
The wash room area was dirty full of dead bugs no locker keys so we put or towels on sun chairs the pool was clean with life bouys to play with lol .we had food here everything here has tax on it so price looks small for food but it is not so pay upfront when you can to avoid some of this we ate outside the hotel meny fine places to do that yummy stuff we did have the brekfast it was ok but not that tasty but very good too all hot. well on last nite we pay for rest of room i wanted to take back my cash and pay with a debit card this was fine with them so i put in my pin in to device and then thay tell me thanks and that thay will leave it open and complet the payment next day???
Ruang pencucian kotor sekali, banyak serangga mati, ditambah tidak ada kunci loker sehingga kami meletakkan handuk di kursi santai pinggir kolam renang, kolamnya sendiri bersih tapi penuh dengan pelampung supaya kita bisa main pelampung-pelampungan. Makanan tersedia tapi penuh dengan tempelan pajak, sehingga harganya terlihat murah tapi tidak dalam artian sebenarnya, jika kami bisa, kami makan saja di luar hotel, ada banyak tempat enak untuk makan-makan. Kami makan sarapan, rasanya enak, tapi tidak terlalu enak sebenarnya karena semuanya masih panas. Pada malam terakhir kami membayar sisanya dan saya mau mengambil uang saya juga dan membayar dengan kartu debit, sebenarnya tidak apa-apa jadi saya memberikan PIN pada mesin penggesek dan mereka berterimakasih pada saya dan akan terus membiarkan mesin aktif dan pembayaran bisa selesai besok???
Currently, there are other sites in the Philippines – like ParaSaTabi.com – that offer the same kind of usability; but what makes Commute.ph different is the additional information their site provides, thanks to crowdsourced details and comments, such as fares and commuter experiences.In the future, the group wishes to get into gamification, map integration, and mobile apps, as well as, they tell us, “releasing APIs for other websites to use and provide directions for their customers.”
Sekarang ini, ada beberapa situs lain di Filipina - seperti ParaSaTabi.com, yang menawarkan jenis kegunaaan yang sama; Apa yang membedakan Commute.ph adalah adanya informasi tambahan yang ditawarkan dalam situs mereka, ini berkat adanya rincian dan komentar pengguna yang ramai, seperti harga tiket dan pengalaman para penglaju. Di masa depan, perusahaan dapat menggabungkan game, integrasi peta dan aplikasi perangkat bergerak, seperti mereka ungkapkan ," akan merilis API bagi situs web lain sehingga konsumen bisa memanfaatkan dan mendapatkan arah tujuan mereka".
“There is still no good service for point-to-point directions here in the Philippines,” says co-founder Jolo Balbin, who’s just 19 20-years old. Google Maps, although it this kind of service, is aimed at drivers, not commuters.It was December last year when Ian Maglalang, the other co-founder, pitched the idea to Jolo. The duo then met Camille Zapata through the WebGeek group and she joined the team as their designer.
"Belum ada layanan memuaskan untuk arah antartitik tujuan di Filipina," ujar salah satu pendiri Jolo Balbin, yang baru berusia antara 19-20 tahun. Google Maps, sebagai salah satu layanan, hanya ditujukan untuk pengemudi, bukan untuk penglaju. Pada bulan Desember tahun lalu, pendiri lainnya, Ian Maglalang, menggagas pendirian Jolo. Duet ini kemudian bertemu Camille Zapata melalui kelompok usaha WebGeek dan Camille bergabung dengan tim tersebut sebagai desainer.
How One Startup Aims to Help Filipinos Commute With EaseThey say driving in the Philippines is not for the faint hearted. As for commuting, that can be even worse. That’s the problem that this startup aims to ease. Commute.ph is a web application co-founded by four young individuals. In a nutshell, its founders describe it in this way:It is a commuting guide for Filipinos. It provides detailed directions that include step-by-step routes to take, what to ride, and how much. The directions provided are crowdsourced and driven by the community. Meaning, the directions are added by commuters or the people who know how to commute.
Bagaimana Sebuah Perusahaan Pemula membantu Warga Filipina untuk Bepergian dengan MudahAda yang bilang bahwa berkendara di Filipina tidak diperuntukan bagi orang yang suka putus asa. Untuk bepergian, bisa jadi bakal lebih buruk lagi. Itulah masalah yang dilihat oleh perusahaan pemula ini untuk memudahkan mereka bepergian. Commute.ph adalah suatu aplikasi berbasis web yang didirikan oleh empat anak muda. Selintas, mereka menguraikan aplikasi itu sebagai berikut:Aplikasi ini adalah panduan bepergian untuk warga Filipina. Didalamnya ada arah tujuan yang rinci termasuk rincian rute yang diambil, bepergian dengan kendaraan apa, dan berapa harga tiketnya. Petunjuk arah ini berasal dari banyak kalangan dan dikendalikan oleh komunitas. Artinya, petunjuk arah tersebut disumbangkan oleh para pelancong atau orang yang tahu bagaimana bepergian.