"The Grand Budapest Hotel" uses a not dissimilar narrative stratagem, a nesting-doll contrivance conveyed in a blink-and-you'll-miss-a-crucial-part-of-it opening. A young lady visits a park and gazes at a bust of a beloved "Author," who is then made flesh in the person of Tom Wilkinson, who then recalls his younger self in the person of Jude Law, who then recounts his meeting with Mr. Moustafa (F. Murray Abraham), the owner of the title hotel. Said hotel is a legendary edifice falling into obsolescence, and Law's "Author" is curious as to why the immensely wealthy Moustafa chooses to bunk in a practically closet-size room on his yearly visits to the place.
"The Grand Hotel Budapest" menggunakan naratif muslihat tidak berbeza, penemuan terkuak secara berlapis dalam sekejap sehingga anda mungkin saja melewatkan bahagian yang penting Seorang wanita muda melawat sebuah taman dan memandang pada sebuah patung "Pengarang" tercinta, yang kemudiannya dibuat menjadi manusia dalam diri Tom Wilkinson, yang kemudian mengimbas kembali dirinya yang lebih muda dalam sosok Jude Law, dia kemudian menceritakan pertemuannya dengan Tuan Moustafa (F. Murray Abraham), pemilik hotel dalam tajuk film. Hotel tersebut adalah sebuah bangunan legenda jatuh usang, dan "Pengarang" Law ingin tahu mengapa Moustafa yang amat kaya memilih tinggal dalam bilik bersaiz almari untuk lawatan tahunan ke tempat itu.